Sambutan Pembina Upacara Hari Kartini 2015
Sambutan Pembina Upacara
Dalam Rangka Memperingati Hari Kartini
Kamis, 12 Maret 2015
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Alhamdulillah, segala Pujian hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena pada hari ini kita masih diberi
kekuatan dan kesempatan untuk berkumpul dan melaksanakan upacara bendera dalam
rangka memperingati salah satu Pahlawan Bangsa, yaitu Ibu Kartini.
Apa itu Pahlawan?? Pahlawan yang
kita kenal adalah seorang yang berjuang untuk merobohkan dinding pengungkung,
melubangi tembok kejumudan, menghancurkan sekat tirani serta ketidak-adilan
yang menyelimuti masyarakat dan bangsanya, tepat disaat mentari pagi
menyinarinya.
Sungguh, sebelum mereka dan
bersama mereka, ada banyak orang yang telah berusaha melakukan hal yang sama.
Hanya saja mungkin mereka berhasil melobangi tembok penindasan disaat matahari
telah tenggelam, atau bahkan mereka berhasil ketika hari telah malam. Sehingga
tak banyak orang yang mengetahui perjuangannya. Bahkan orang tak mengenal
siapakah dirinya. Mereka adalah pahlawan-pahlawan yang tak dikenal. Mereka
adalah pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa.
Kartini adalah satu diantara
banyak orang yang berhasil melobangi dinding penindasan ketika mentari pagi
tepat menyinarinya. Kartini berjuang dengan caranya, berjuang dengan
keyakinannya, untuk mengentaskan kaumnya –kaum wanita- dari belenggu
ketimpangan pandangan dan perlakuan masyarakat pada umumnya di masa itu.
Kartini berusaha agar wanita memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki
dalam hal-hal yang memang menjadi haknya. Kartini berjuang supaya kaum wanita
mendapatkan tempat yang mulia, terhormat dan dihargai. Sebagaimana dalam agama
yang dianutnya, yaitu Islam, bahwa wanita dalam Islam ditempatkan dalam kedudukan
yang mulia.
Allah SWT telah menyampaikan
dalam Qur’an, bahwa laki-laki dan wanita memiliki posisi yang sama di
hadapan-Nya. Laki-laki yang beriman dengan wanita yang beriman, sama
kedudukannya. Laki-laki yang puasa dan wanita yang puasa, sama posisinya. Dan
demikian seterusnya. Rasulullah Muhammad Salallahu’alaihi
wa salam sudah menyampaikan, orang yang paling berhak untuk dihormati
adalah ibu. Kemudian ibu. Kemudian ibu. Baru kemudian bapak. Beliau saw juga telah menyampaikan, bahwa surga
di bawah telapak kaki ibu.
Demikianlah semestinya kita
menempatkan kaum wanita. Seperti halnya yang diperjuangkan oleh Kartini. Dan semoga
kita dapat mengambil pelajaran dari perjuangan Kartini, berjuang sepenuh hati
untuk menghancurkan ketimpangan, ketidak-adilan dan penindasan.
Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuhu.
Comments
Post a Comment