Perguruan Muhammadiyah (Materi Kemuhammadiyahan SMP)
Sejarah Perguruan Muhammadiyah
Sebelum mendirikan perguruan Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan terebih dahulu dikenal sebagai Guru/Kyai yang mengajar pendidikan agama kepada warga yang berada di sekitar Masjid Agung Kauman, Yogyakarta. Seiring dengan waktu, KH. Ahmad Dahlan mulai menyelenggarakan pendidikan yang menggabungkan sistem Pendidikan Pesantren dan Pendidikan Sekolah Belanda.
Pada mulanya, sistem pendidikan yang dianut oleh umat Islam di Indonesia pada umumnya adalah sistem pendidikan Pesantren, yang tidak mengenal kelas, tidak mengenal lama belajar maupun evaluasi terhadap ketercapaian pendidikan santri. MAteri dan evaluasi/kelulusan santri ditentukan oleh Kyai masing-masing.
Pelajaran yang diberikan kepada santri juga terbatas pada ilmu agama dan tata bahasa arab. Adapun materi ilmu pengetahuan umum, pengetahuan alam dan berhitung tidak diajarkan kepada santri.
Pendidikan pesantren yang seperti di atas menyebabkan ke-tidak seimbangan antara ilmu untuk meraih dunia dan ilmu untuk meraih akhirat.
Sementara itu, Sekolah Belanda yang ada hanya mengajarkan ilmu pengetahuan umum. Sekolah Belanda ini hanya bertujuan untuk membentuk akal dan kecerdasan otak belaka tanpa adanya pendekatan hati dan akhlak yang dapat menumbuhkan budi mulia. Namun demikian, sekolah Belanda memiliki keunggulan dalam hal administrasi dan sarana prasarana.
Setelah mencermati dan mengamati secara mendalam masing-masing kelebihan dan kekurangan kedua metode pendidikan yang ada, pada akhirnya, KH. Ahmad Dahlan mendirikan Sekolah Islam pada Tanggal 1 Desember 1911, yang merupakan cikal bakal PErguruan Muhammadiyah saat ini.
Dimulai membuka kelas di ruang tamu rumah, sekolah Islam yang didirikan KH. Ahmad Dahlan tersebut merupakan gabungan antara sistem Pesantren dan Sistem Sekolah Belanda. Perguruan Muhammadiyah tersebut menggabungkan dan menyembangkan Ilmu pengetahuan umum dan Ilmu Agama, demi meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Seiring berjalannya waktu, Perhuruan Muhammadiyah mendapat sambutan dari masyarakat, hingga saat ini berjumlah sekitar 17.000 Perguruan di seluruh Indonesia. KH. Ahmad Dahlan telah menanamkan pondasi kuat sehingga Muhammadiyah hanya dalam waktu seratus tahun, telah meraih capaian yang luar biasa tersebut.
Fungsi Perguruan Muhammadiyah
Perguruan Muhammadiyah memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan, sarana pelayanan, sarana dakwah dan sarana kaderisasi.
Sebagai Sarana Pendidikan, Perguruan Muhammadiyah memberikan pendidikan kepada masyarakat sebagai wujud membantu pemerintah dalam hal ikut mencerdaskan bangsa.
Sebagai Sarana Pelayanan, Perguruan Muhammadiyah memberikan bantuan kepada masyarakat yang tidak mampu agar bisa menikmati pendidikan secara baik, yang pada akhirnya akan melahirkan generasi Islam yang cerdas dan berakhlak mulia.
Sebagai Sarana Dakwah, Perguruan Muhammadiyah mengajarkan dan mengamalkan kebaikan untuk kemaslahatan orang banyak, serta menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam berupa Keimanan, Ketakwaan dan Akhlak Mulia.
Sebagai Sarana Kaderisasi, Perguruan Muhammadiyah mencetak penerus perjuangan persyarikatan yang diharapkan akan menjadi Pimpinan Muhammadiyah.
Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Muhammadiyah
Adapun untuk visi, misi dan tujuan Perguruan Muhammadiyah bisa ananda baca pada halaman berikut ini. baca di sini
Ciri Khas Perguruan Muhammadiyah
Perguruan Muhammadiyah yang merupakan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan merupakan sarana paling strategis untuk mewujudkan kemajuan umat dan bangsa. Perguruan Muhammadiyah memiliki nilai dasar sebagai berikut :
- Berdasarkan pada nilai-nilai yang bersumber dari Al Qur'an dan As Sunnah Nabi SAW
- Dijalankan dengan dasar rasa ikhlas untuk mencari Ridho Allah SWT
- Menerapkan prinsip kerjasama
- Memiliki prinsip inovasi (tajdid)
- Berpihak kepada kaum dhuafa, lemah dan sengsara
- Memperhatikan dan menjalankan prinsip keseimbangan (tawasuth atau moderat) anatar akal dan hati.
Selain nilai-nilai dasar di atas, Perguruan Muhammadiyah memiliki ciri khas yang membedakan dengan perguruan yang lain, yaitu adanya mata pelajaran wajib ISMUBA, kependekan dari Al Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab.
Lihatlah video dokumenter yang sangat menarik di bawah ini!
Comments
Post a Comment