Muhammadiyah dan Masa Depan Indonesia
Indonesia ke depan menghadapi banyak tantangan yang berat dan
multidimensi. Oleh karenanya Muhammadiyah mengajak seluruh komponen bangsa
untuk berjuang bersama menjadikan Indonesia sebagai Negara Pancasila yang
memiliki idealisme dan ciriutama “baldatun thayibatun wa rabbun ghafur”, yaitu Negara
dan bangsa yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat dalam naungan
Ridha Allah SWT.
Dalam kehidupan berbangsa, bangsa indoensia menghadapi penyakit
serba-materi (materialisme), kesenangan duniawi (hedonisme), kebebasan tanpa
batas (liberalism) dan mentalitas rendahan yang merusak diri dan lingkungan.
Muhammadiyah percaya sepenuhnya bahwa bangsa Indonesia dapat
menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan syarat perjuangan yang
sungguh-sungguh dari semua pihak yakni pemerintah, warga Negara dan seluruh
komponen bangsa, disertai tekad, kebersamaan, dan pengerahan potensi nasional
secara optimal. Indonesia yang berkemajuan memerlukan rekonstruksi kehidupan
kebangsaan yang bermakna sejalan dengan jiwa dan cita-cita nasional sebagaimana
digariskan oleh para pendiri bangsa yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam kehidupan kebangsaan Muhammadiyah sejak awal berjuang untuk
pengintegrasian ke-Islaman dan ke-Indoneisaan. Bahwa Muhammadiyah dan umat
Islam adalah merupakan bagian integral dari bangsa dan telah berkiprah dalam
membangun Indonesia sejak pergerakan kebangkitan nasional hingga era
kemerdekaan. Muhammadiyah terlibat aktif dalam peletakan dan penentuan fondasi Negara
dan bangsa yang berdasar Pancasila dan uNdang-undang 1945. Muhammadiyah berkontribusi
dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa serta memeihara politik Islam yang
berwawasan kebangsaan di tengah pertarungan ideology dunia.
Muhammadiyah memiliki wawasan kebangsaan yang jelas bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 merupakan consensus
nasionalyang final dan mengikat seluruh komponen bangsa dengan menjadikan
Muhammadiyah sebagai pemersatu bangsa sesuai dengan Al Qur’an Surah Al Hujurat ayat
13.
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
Oleh karenanya bagi warga Muhammadiyah maupun umat Islam hendaknya
menjadikan Bangsa Indonesia sebagai wadah kesaksian dan pembuktian menuju Indonesia
berkemajuan yaitu maju, adil, makmur, bermartabat dan berdaulat sebagiamana
cita-cita utama Indonesia Merdeka.
Bangsa Indonesia memiliki modal perjuangan yang masih relevan untuk
menuju Indonesia Berkemajuan. Modal itu adalah daya juang, harmoni, gotong
royong dan tangguh tahan menderita, yangmana menjadi modal social dan budaya
yang sangat penting. Modal utama tersebut hanya membutuhkan penyesuaian dan
pengembangan sesuai dengan dinamika dan perkembangan sejalan dengan dinamika
dan tantangan zaman.
Diperlukan revitalisasi visi dan karakter bangsa yang membawa bangsa dan Negara
Indonesia menjadi maju dan beradab sejajar serta lebih unggul disbanding bangsa
yang lain.
Umat Islam sebgai komponne mayoritas hendaknya memanfaatkan kedudukannya
untuk menjalankan peran-peran strategis dalam membawa Indonesia menjadi Negara dan
berkemajuan sekaligus mampu bersaing dalam percaturan global. Umat Islam saat
ini dank e depan harus tampil sebagai perekat integrasi nasional yang
menampilkan Islam Indonesia berwatak tengahan (wasithiyah) yang damai, santun, dan toleran sekaligus berkemajuan
menghadapi tantangan jaman.
Tanpa Islam berkemajuan maka Indonesia akan tetap menjadi Negara berkembang,
berbudaya tradisional yang tertinggal, serta tidak akan menjadi bangsa yang
unggul di kancah dunia.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam pelopor pembaruan senantiasa istiqomah
melaksanakan misi dakwah dan tajdid untuk pencerahan, bersikap proaktif dalam
menunaikan peran-peran ke-umatan dan kebangsaan secara konstruktif, cerdas, dan
bijaksana, serta tidak bergerak dalam perjuangan politik kekuasaan (politik
praktis).
Warga dan pimpinan Muhammadiyah di seluruh tingkatan memiliki kewajiban
moral-keagamaan untuk memberikan keteladanan yang baik dlaam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam seluruh aspekkehidupan yang
didasari nilai-nilai Islami.
Muhammadiyah dalam memasuki fase abad ke-dua senantiasa aktif menjalankan
jihad kebangsaan sebagai katualisasi dakwah dan tajdid pencerahan dengan
melakukan peran-peran konstruktif dalam meluruskan kiblat bangsa. Jihad konstitusi
yang dilakukan Muhammadiyah merupakan bagian dari jihad kebangsaan agar segal
kebijakan Negara dengan seluruh instrumennya benar-benar sejalan dengan jiwa,
pemikiran, filosofi dan cita-cita nasional sebagaimana yang diletakkan oleh
para pendiri bangsa.
Muhammadiyah, sejalan dengan Khittah dan Kepribadiannya menegaskan sikap
konsisten dalam ber-amar ma’ruf dan nahi munkar, berkiprah nyata melalui
berbagai amal usaha, serta bekerjsama dengan pemerintah dan seluruh komponen
bangsa menuju Indonesia Berkemajuan.
Muhammadiyah memandang bahwa Indonesia ke-depan meniscayakan rekonstruksi
social-politik, ekonomi, dan budaya yang bermakna, yang mensyaratkan kehadiran
agama sebagai sumber nilai kemajuan, pendidikan yang mencerahkan, kepemimpinan
profetik, institusi yang progresif dan keadaban public yang dijiwai nilai-nilai
Pancasila yang unggul dan Islami.
Comments
Post a Comment