Pemuda Muhammadiyah Tolak Politik Uang
Pelaksanaan
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2015 tinggal menghitung
hari. Eskalasi politik hampir pasti di setiap daerah meningkat tajam. Masing-masing
calon bupati atau wali kota memiliki cara dan strategi masing-masing dalam rangka
meraih suara terbanyak dalam perhelatan tersebut.
Dan tidak
menutup kemungkinan ada calon yang melakukan praktek kampanye negative dengan
melakukan pembagian sejumlah uang
kepada calon pemilih (money politics). Praktek
seperti ini jika dilakukan oleh calon bupati atau calon walikota hanya akan
melahirkan pemimpin yang korup. Oleh karenanya perlu pendampingan dan pengawasan dari
masyarakat untuk berlangsungnya pilkada yang bersih.
Salah satu
usaha yang dilakukan elemen masyarakat adalah dengan melakukan kampanye anti
politik uang kepada masyarakat, seperti yang sudah dilakukan oleh Pimpinan
Daerah Pemuda Muhammadiyah Grobogan dengan memasang spanduk ajakan untuk
menolak uang pemberian dari peserta pilkada, 3 Desember 2015, di titik
strategis Purwodadi.
Ketua PD
Pemuda Muhammadiyah Grobogan, Arbrian Abdul Jamal, S.Kom, mengatakan Gerakan
Berjamaah Lawan Korupsi yang dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah, salah satunya
dengan cara melahirkan Pemimpin yang Tidak Korupsi. Dan pemimpin yang korupsi
akan sulit dilahirkan dari praktek politik uang.
“Kita perlu
bersama-sama mencerdaskan masyarakat untuk memilih pasangan yang tidak
melakukan money politics, sehingga diharapkan akan lahir pemimpin yang bersih”,
terang Jamal.
saya malah masih bingung mau pilih siapa, dua-duanya g kenal
ReplyDelete